Minggu, 12 Februari 2012

Anti-inflamasi aktivitas jamur tiram dapat dimakan dimediasi melalui penghambatan NF-kB dan AP-1 sinyal

Jamur yang dikenal dengan baik untuk properti kuliner mereka serta untuk potensi mereka untuk meningkatkan respon kekebalan. Dalam penelitian ini, kami mengevaluasi sifat anti-inflamasi dari jamur tiram dapat dimakan (Pleurotus ostreatus) in vitro dan in vivo.
METODE:

RAW264.7 makrofag garis sel murine dan splenocytes murine diinkubasi dengan konsentrat jamur tiram (OMC, 0-100 ug / ml) dalam ketiadaan atau keberadaan lipopolisakarida (LPS) atau concanavalin A (Cona), masing-masing. Proliferasi sel ditentukan dengan MTT assay. Ekspresi sitokin dan protein diukur dengan ELISA uji dan analisis Western blot, masing-masing. DNA-binding aktivitas diuji dengan analisis gel-shift. Peradangan pada tikus diinduksi dengan injeksi intraperitoneal LPS.
HASIL:

OMC ditekan LPS-induced sekresi tumor necrosis factor-alpha (TNF-a), interleukin-6 (IL-6), dan IL-12p40 dari RAW264.7 makrofag. OMC menghambat LPS yang disebabkan produksi prostaglandin E2 (PGE2) dan oksida nitrat (NO) melalui peraturan-down dari ekspresi COX-2 dan iNOS, masing-masing. OMC juga menghambat LPS-tergantung DNA-binding aktivitas AP-1 dan NF-kB di RAW264.7 sel. Oral OMC nyata menekan sekresi TNF-a dan IL-6 pada tikus ditantang dengan LPS in vivo. Anti-inflamasi aktivitas OMC dikonfirmasi oleh penghambatan proliferasi dan sekresi interferon-gamma (IFN-g), IL-2, dan IL-6 dari concanavalin A (Cona)-dirangsang splenocytes mouse.
KESIMPULAN:

Studi kami menunjukkan bahwa jamur tiram memiliki sifat anti-inflamasi kegiatan dan dapat dianggap sebagai agen diet mencegah peradangan. Manfaat kesehatan dari jamur tiram menjamin studi lebih lanjut klinis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar